Wednesday, January 7, 2009
Women are Manipulated??
Use of sanitary napkins for more than 3 hours can cause cervical cancer & bacteria infection.
IF u ever wondered what were the ingredients that made popular brands so 'free! and light and carefree', well here's the bit: The material that makes the pad so paper THIN, is cellulose gel. Yeap, it's not even cotton! DO NOT wear the same pad for more than 3 hours of a maximum! After this duration, the genital area is prone to bacterial action and may result in cervical cancer or other complications! REMEMBER! NEVER NEVER NEVER WEAR THE SAME PAD FOR MORE THAN 3 HOURS! SO yes, please pass on this message to as many women as possible and save lives!If you are a woman and use pads, but especially if you use tampons, read this and pass it on to your friends. For the men receiving this email, please forward it to your friends, significant others, wife, sisters, mothers, daughters, etc.) Thanks! Check the labels of the sanitary pads or tampons that you are going to buy the next time and see whether you spot any of the familiar signs stated in this email. No wonder so many women in the world suffer from cervical cancer and womb tumors.. Have you heard that tampon makers include asbestos in tampons? Why would they do this? Because asbestos makes you bleed more, if you bleed more, you're going to need to use more. Why isn't this against the law since asbestos is so dangerous? Because the powers that be, in all their wisdom (not), did not consider tampons as being ingested, and, therefore, didn't consider them illegal or dangerous. This month's Essence magazine has small article about this and they mention two manufacturers of a cotton tampon alternative. The companies are: Organic Essentials @1-800) 765-6491 and Terra Femme @(800)755-0212. A woman getting her Ph.D. at University of Colorado at Boulder sent the following: 'I am writing this because women are not being informed about the dangers of something most of us use: tampons. I am taking a class this month and I have been learning a lot about biology and women, including much about feminine hygiene. Recently we have learned that tampons are actually dangerous (for other reasons than TSS). I'll tell you this - after learning about this in our class, most of the females wound up feeling angry and upset with the tampon industry, and I for one, am going to do something about it To start, I want to inform everyone I can, and email is the fastest way that I know how.
HERE ! IS THE SCOOP: Tampons contain two things that are potentially harmf ul: Rayon (for absorbency), and dioxin (a chemical used in bleaching the products). The tampon industry is convinced that we, as women, need bleached white products in order to view the product as pure and clean. The problem here is that the dioxin, which is produced in this bleaching process, can lead to very harmful problems for a woman. Dioxin is potentially carcinogenic cancer-associated) and is toxic to the immune and reproductive systems. It has also been linked to endometriosis and lower sperm counts for men. For both sexes, it breaks down the immune system. Last September, the Environmental Protection Agency (EPA) reported that there really is no set 'acceptable' level of exposure to dioxin given that it is cumulative and slow to disintegrate. . The real danger comes from repeated contact Karen Couppert 'Pulling the Plug on the Tampon Industry'). I'd say using about 4-5 tampons a day, five days a month, for 38 menstruating years is 'repeated contact', wouldn't you? Rayon contributes to the danger of tampons and dioxin because it is a highly absorbent substance. Therefore, when fibers from the tampons are left behind in the vagina (as usually occurs), it creates a breeding ground for the dioxin. It also stays in a lot longer than it would with just cotton tampons. This is also the reason why TSS (toxic shock syndrome) occurs.
WHAT ARE THE ALTERNATIVES? Using feminine hygiene products that aren't bleached and that are all cotton. Other feminine hygiene products (pads/napkins) contain dioxin as well, but they are not nearly as dangerous since they are not in direct contact with the vagina. The pads/napkins need to stop being bleached, but, obviously, tampons are the most dangerous. So, what can you do if you can't give up using tampons? Use tampons that are made from 100% cotton, and that are UNBLEACHED.. Unfortunately, there are very few compani! es that make these safe tampons. They are usually only found in health food stores.
Countries all over the world (Sweden, Germany, British Columbia, etc.) have demanded a switch to this safer tampon, while the U..S. has decided to keep us in the dark about it. In 1989, activists in England mounted a campaign against chlorine bleaching. Six weeks and 50,000 letters later, the makers of sanitary products switched to oxygen bleaching (one of the green methods available) (MS magazine, May/June 1995)..
WHAT TO DO NOW: Tell people. Everyone. Inform them. We are being manipulated by this industry and the government, let's do something about it! Please write to the companies: Tampax(Tambrands) , Playtex, O.B., Kotex. Call the 800 numbers listed on the boxes. Let them know that we demand a safe product ALL COTTON UNBLEACHED TAMPONS.
Ion Negatif dan Kesehatan
Betapa udara di daerah puncak terasa lebih segar dan menyejukkan, hatipun merasa senang. Namun kita tidak perlu khawatir, sebentar lagi kita juga dapat merasakan udara bersih dan segar walaupun kita berada di pusat perbelanjaan atau perkantoran di tengah
Namun benarkah ion negatif itu baik untuk kesehatan?. Menurut Professor Itaru Yasui dari Tokyo University, kemampuan ion negatif untuk membunuh virus dan bakteri menunjukkan bahwa ion negatif justru berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebuah atom atau molekul disebut ion, apabila dari kondisi yang stabil atom atau molekul tersebut melepaskan atau menangkap sebuah elektron. Ion diketemukan pertama kali oleh fisikawan Jerman, Julius Elster dan Hans Friedrich Geitel pada tahun 1899. Ion dikatakan sebagai ion positif atau negatif tergantung dari jumlah elektron dan proton yang dimilikinya. Ion negatif adalah ion yang memiliki jumlah elektron lebih banyak dari jumlah proton, sedangkan ion positif adalah sebaliknya. Udara disekitar kita mengandung banyak ion positif dan negatif. Ion-ion ini terbentuk secara alamiah akibat radiasi dari sinar kosmik, gelombang elektromagnetik, sinar matahari, cahaya lampu, air terjun dan lain sebagainya. Saat udara cerah konsentrasi ion negatif diluar gedung atau bangunan adalah sekitar 200-800 per cm3, sedangkan ion positif konsentrasinya sekitar 250-1500 per cm3. Di dalam ruangan ion-ion tersebut diketemukan dalam konsentrasi lebih rendah. Ion negatif yang terbentuk di udara akibat radiasi alamiah tersebut sebagian besar adalah oksigen ion (O2-), karbon trioksida ion (CO3-), nitrogen dioksida ion (NO2-) dan nitrogen trioksida ion (NO3-). Ion-ion negatif ini didapati berada dalam keadaan stabil di udara dengan cara berikatan dengan molekul air disekitarnya. Itulah sebabnya mengapa ion-ion negatif banyak kita dapatkan pada waktu hujan turun atau disekitar air terjun dengan kandungan konsentrasi ion negatifnya bisa mencapai 10.000-20.000 per cm3. Sedangkan konsentrasi ion negatif di daerah perkotaan sangat rendah. Hal ini dikarenakan udara perkotaan sarat dengan polusi dari berbagai asap industri dan kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas serta partikel (sampah udara) yang umumnya bermuatan positif. Gas dan partikel tersebut antara lain, Nitrogen monooksida (NO), Ammonium ion (NH4+), Asetaldehid (CH3CHO), Asam asetat (CH3COOH). Gas dan partikel ini sangat mudah bereaksi dengan ion negatif yang terbentuk secara alamiah di udara. Akibatnya kandungan konsentrasi ion negatif di daerah perkotaan sangat rendah sekitar 100-200 per cm3.
Ion negatif dan kesehatan
Berbagai penelitian tentang hubungan dari ion negatif dan kesehatan telah dilakukan sejak sejak satu abad yang lalu. Penelitian banyak dilakukan terutama di negara Jerman dan Rusia. Pada tahun 1919 fisikawan Rusia A. L. Tchijevsky pertama kalinya berhasil menjelaskan tentang aksi biologi dan fisika dari unipolar ion. Keberhasilan ini dilanjutkan Tchijevsky dengan konsep ionisasi udara dalam proses pengobatan dibidang kedokteran dengan menciptakan ionizer bertegangan tinggi yang dikenal dengan nama Lustre (1930), dan mendemonstrasikan efek biologi dan medikal dari ion negatif pada pernapasan hewan dan pasien hipertensi serta asma. Mekanisme efek biologi dan medikal dari ion negatif baru dijelaskan kemudian oleh A. P. Krueger dari Jerman pada tahun 1960. Krueger menjelaskan bahwa dengan menghirup ion negatif dapat menurunkan kandungan level serotonin dalam darah. Serotonin adalah sejenis hormon saraf yang bersifat depresan, yang dimana kelebihan serotonin dapat mengakibatkan mental depresi dan juga dapat menimbulkan penyempitan pada saluran pernapasan. Hal ini dibuktikan juga oleh Sulman dengan melalui percobaan terhadap para pasien yang terkena angin Sharaf atau Hamsin yang mengalami peningkatan serotonin 1000 kali lipat dari orang biasa, dan sembuh setelah melalui terapi ion negatif (1974).
Untuk mengetahui lebih lanjut efek dari ion negatif terhadap serotonin tersebut, Professor Tomoo Ryusi dari Tokyo Metropolitan University mengadakan percobaan terhadap 10 orang atlit sepeda. Ryusi mencoba mengamati kandungan serotonin dalam darah yang meningkat setelah melakukan olah raga sepeda selama 60 menit. Dari data yang didapat diketahui bahwa, bagi para atlit yang beristirahat di ruangan yang mengandung ion negatif 10.000 per cm3 didapati kandungan serotonin menurun hingga 50% dalam waktu 30 menit. Sedangkan para atlit diruangan yang hanya mengandung negatif ion 200-400 per cm3 kandungan serotonin justru bertambah banyak. Para atlit merasa lebih rileks di ruangan yang banyak mengandung ion negatif. Disisi lain ion negatif juga diketahui berguna untuk menetralkan Superoksida. Superoksida dalam darah yang sebenarnya berfungsi untuk membunuh mikroorganisma dalam tubuh manusia, terkadang justru sebaliknya malah dapat merusak sel-sel dalam tubuh apabila kadar konsentrasinya terlalu tinggi (I. Fridovich, 1960). Sedangkan dengan adanya ion negatif akan dapat menambah jumlah enzim SOD (superoksida dismutase) yang berfungsi untuk mengurangi kadar superoksida dalam darah.
Ion negatif dan sterilisasi
Selain berguna bagi kesehatan tidak sedikit data-data yang menunjukkan bahwa ion negatif dapat juga dipergunakan untuk sterilisasi virus serta bakteri. Diantaranya ion negatif dapat membunuh bakteri E.Coli (K. H. Kingdon, 1960), Micrococcus Pyogenes dan virus Influenza (A. P. Krueger, 1976). Baik Kindon maupun Krueger mempergunakan konsentrasi ion negatif sebanyak 50.000-5.000.000 per cm3 dalam berbagai eksperimennya tersebut.
Selanjutnya mekanisme dari proses membunuh bakteri ini dijelaskan oleh N. I Goldstein (1992) sebagai berikut, reaksi dari dua buah ion negatif O2- dan dua buah ion positif H+dapat menghasilkan Hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida dikenal memiliki energi potensial yang tinggi dan mampu untuk membunuh virus dan bakteri. Lebih lanjut H. Nojima dari Sharp Corp. (2002) menjelaskan reaksi dari ion negatif dalam membunuh bakteri E.Coli. Menurut Nojima pembentukan Hydrogen peroksida terjadi pada lapisan luar sel bakteri E.Coli, untuk kemudian merusak lapisan sel tersebut sekaligus membunuhnya.
Kesimpulan
Secara alamiah ion negatif banyak didapatkan di sekeliling kita, dan secara alamiah pula tubuh kita membutuhkan keberadaan ion negatif untuk menjaga kesetabilan serotonin dalam tubuh. Namun dikarenakan banyaknya polusi udara yang terjadi terutama di daerah perkotaan mengakibatkan konsentrasi dari ion negatif diperkotaan sangat sedikit, sehingga kita mudah mengalami stress dan sesak napas akibat polusi udara tersebut. Untuk itu kita memerlukan peralatan seperti halnya pembangkit ion negatif, ionizer, untuk mengantikan ion negatif yang hilang akibat polusi tersebut.
Namun didalam penggunaan ionizer ini kita perlu memperhatikan kadar konsentrasi dari ion negatif yang dipergunakan. Hal ini mengingat konsentrasi ion negatif yang kita butuhkan adalah sekitar 1000-5000 per cm3. Sedangkan pemakaian ionizer yang berlebihan akan dapat membawa efek yang buruk, apalagi ion negatif pada konsentrasi tinggi (50.000-5.000.000 per cm3) diketahui dapat membunuh makhluk hidup seperti virus dan bakteri. Maka tidak mustahil ion negatif dapat berakibat buruk bagi kesehatan tubuh kita.
Adalah lebih baik kalau kita menggantikan ion negatif yang hilang dengan sekali seminggu bertamasya bersama keluarga ke puncak atau ke daerah yang masih jarang tingkat polusinya.
Anion=Ion Negatif Yang Berdampak Positif
Rahasia Piramida Kuno di Mesir
Piramida Mesir bukan hanya menyimpan misteri mummi. Para peneliti yang bekerja di salah satu keajaiban dunia itu mengungkapkan keheranannya karena tubuhnya menjadi lebih sehat. Penderitaan berupa pegal-pegal pun hilang. Padahal mereka tidak pernah minum jamu pegal linu seperti aksi Topan dalam iklan jamu…
Sampah berupa sisa makanan dan bangkai hewan yang tercecer di area piramida juga luput dari pembusukan. Hal tersebut telah menarik minat para peneliti untuk menyelidiki sebab musababnya. Makanan dan menjadi busuk akibat aktivitas bakteri menguraikan senyawa organik. Jika tidak terjadi pembusukan, berarti aktivitas bakteri pembusuk terhambat oleh beberapa faktor yaitu:
- lingkungan bersuhu ekstrem, yaitu suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah seperti di kutub/ruang pendingin atau kawah gunung berapi
- ruang hampa udara seperti di luar angkasa
- lingkungan perairan yang mengandung sulfur dalam jumlah banyak
Ketiga kondisi tersebut tidak ditemukan dalam piramida. Para peneliti dari lembaga riset pertanian di Amerika kemudian membuat eksperimen menggunakan ayam. Ayam-ayam tersebut dikelompokkan menjadi dua grup dan ditempatkan di ruang yang mengandung bakteri. Ayam-ayam pada grup pertama diberi ion negatif, sedangkan grup kedua tidak diberi apa-apa. Setelah beberapa hari, ternyata semua ayam pada grup kedua mati. Sebaliknya, ayam pada kelompok pertama tetap sehat dan bugar.
Mengingat perlakuan pada kedua grup itu hanya dibedakan oleh ion negatif, para peneliti menuding ion negatif sebagai penghambat aktivitas pembusukan. Sebagai bagian dari atom, jumlah ion negatif sebenarnya berimbang dengan jumlah ion positif. Tapi, karena sesuatu dan lain hal si ion negatif ini berhamburan ke luar meninggalkan atom sebagai huniannya. Karena tidak memiliki tempat tinggal lagi, si ion negatif ini kemudian menggelandang sebagai elektron bebas dan senang menempel pada atom yang lain karena sifatnya yang tidak stabil. Akibatnya terjadi perubahan muatan atom menjadi negatif pula.
Untungnya, meski menyandang embel-embel negatif pada namanya, elektron bebas tidak membawa dampak negatif pada hunian barunya. Justru karena kesenangannya berikatan itulah, bakteri di udara yang punya muatan positif jadi kehilangan kans hidup. Dengan kata lain, ion negatif mampu menghentikan aktivitas bakteri sekaligus mengirimnya ke alam baka. Makanya si ayam pada kelompok pertama dapat bertahan hidup dalam keadaan sehat wal afiat.
Ion negatif mudah ditemukan di tempat-tempat terjadinya pancaran air yang saling bertabrakan seperti air terjun (10.000-14.000 ion/cm3), air mancur (4.000 ion/cm3) dan sungai (400 ion/cm3). Di tempat-tempat tersebut terjadi tabrakan antara molekul air sehingga ion negatif berlarian dan berubah statusnya menjadi elektron bebas. Para elektron bebas inilah yang akan berikatan dengan molekul di udara (oksigen dan karbondioksida) sehingga terbentuk ion negatif. Kondisi seperti ini juga tidak ditemukan di piramida. Keadaan ini semakin membingungkan para peneliti.
Ternyata setelah sekian lama berkutat dengan serangkaian penelitian, terungkap juga rahasia ‘kesaktian’ sang piramida. Di dalam ruang raja, kekuatan magnet mencapai 4 kali lipat dibanding keadaan di luar piramida. Kekuatan magnet di bagian tembok 2 kali bagian tengah. Dengan kata lain, kekuatan magnetik di tembok piramida 8 kali lipat kekuatan magnet di luar piramida! Hal tersebut disebabkan oleh batu granit penyusun tembok di ruang raja yang mengandung banyak magnet. Kekuatan tersebut mengakibatkan elektron dari atom atau molekul di udara sekitar tembok berlompatan ke luar. Elektron bebas itu kemudian berikatan dengan atom lainnya membentuk ion negatif. Selanjutnya seperti yang telah diceritakan, ion negatif lah yang berjasa mengikat dan membunuh bakteri pembusuk. Akibatnya sampah organik yang berserakan tidak akan membusuk.
Lalu, bagaimana riwayatnya ion negatif bisa menjadikan tubuh kuat dan bugar? Ion negatif yang bertaburan di udara masuk ke tubuh kita melalui jalan pernafasan dan pori-pori kulit. Di dalam tubuh, ion negatif itu akan didistribusikan oleh aliran darah. Salah satu kemampuan yang dimilikinya yaitu menguraikan asam laktat penyebab rasa lelah menjadi zat tak berbahaya berupa air dan ion laktat. Dalam bentuk tersebut, asam laktat akan lebih mudah dibawa ke tempat pembuangan akhir. Jika tidak dibuang, rasa pegal akan terus terasa karena asam laktat terkurung dalam sel.
Ion negatif juga dapat meningkatkan kerja limpa menghasilkan kekebalan tubuh. Dengan kemampuan tersebut, tubuh akan lebih mampu menghadapi serangan virus. So, manusia bakal jarang terkena serangan flu ataupun penyakit yang disebabkan oleh virus lain. Itulah sebabnya Ion Negatif atau Anion disebut juga “Vitamin Udara”. Buat kita yang berada di negara tropis seperti Indonesia, tentunya tidak mungkin untuk memanfaatkan ion negatif dari piramida. Tapi, tenang saja karena ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kerja si ion negatif, yaitu:
- berjalan-jalan di tempat yang banyak menghasilkan ion negatif seperti sekitar air terjun, air mancur, hutan, dan taman
- mengatur ventilasi ruang agar terjadi pertukaran udara ruang dengan udara yang banyak mengandung ion negatif
- mandi dengan air pancuran atau shower
- berolahraga untuk melancarkan aliran ion negatif dalam darah
- atau…pasang alat terapi udara di ruangan
sumber: Supersiswa, dgn penambahan seperlunya